Tuesday 2 June 2009

MENUJU HIDUP LEBIH BAIK

Kimia adalah salah satu cabang utama sain, disamping biologi dan fisika. Sejak sekolah dasar, SD kita belajar sain. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, fisika, biologi, dan kimia sering terintegrasi, sulit dipisahkan. Oleh karena itu, pelajaran sain sederhana sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, katakanlah yang nyata kita lakukan atau kita lihat, diberikan di SD. Makin dewasa pikiran anak, konsep-konsep abstrak mulai dapat dipahami. Itulah sebabnya pelajaran sain dimulai dari yang nyata dan sederhana, kemudian secara bertahap konsep-konsep abstrak diberikan.

Di SMP makin banyak konsep abstrak yang dipelajari siswa, walaupun guru berusaha mengajar dari hal-hal yang nyata. Bahkan ketiga cabang sain ini mulai dipisahkan pembahasannya. Bagaimanapun, guru harus berhati-hati meningkatkan kesulitan konsep sesuai dengan peningkatan taraf berpikir siswa. Fisika dan biologi lebih nyata bagi siswa dibanding kimia. Oleh karena itu, sejak SD cabang sain yang lebih nampak atau dikenal siswa adalah fisika dan biologi. Sekarang di SMP kimia sudah dipisahkan dari fisika dan biologi. Namun belum banyak guru SMP yang benar-benar mengajarkan kimia. Guru yang mengajar kimia di SMP masih banyak berasal dari guru fisika dan biologi.

Kimia di SMA yang seharusnya melanjutkan SMP, belum dapat diterapkan pada awal tahun pelajaran kelas X. Guru SMA masih harus mendata penguasaan siswa untuk kimia SMP. Yang utama bagi guru SMA adalah mengajak siswa mengumpulkan contoh-contoh peristiwa kimia sehari-hari yang seharusnya mereka pelajari di SMP, kemudian memimbing mereka memasuki kimia SMA berdasarkan contoh tersebut. Jika hal ini dilakukan, maka dalam waktu 2 minggu sudah cukup bagi guru untuk membawa nalar siswa masuk ke konsep-konsep abstrak kimia SMA.

Kimia SMA di mulai dari Struktur atom, kemudian Sistem Periodik dan dilanjutkan Ikatan kimia. Ketiga konsep ini benar-benar abstrak. Jika kurang hati-hati, guru langsung ke konsep abstrak, sehingga siswa akhirnya hanya menghafal saja, tanpa menyadari alasan-alasan dengan argumentasi kuat yang mendasari konsep tersebut. Hal ini berarti bahwa siswa tidak mengembangkan pikirannya untuk bernalar, namun hanya mengingat konsep. Kimia yang mereka dengar dan baca ini hanya memasuki memori jangka pendeknya, belum sempat masuk ke memori jangka panjang, karena siswa tersebut tidak diberi kesempatan dan tidak dibimbing untuk memahami konsep itu agar dapat bergerak masuk ke wadah pemikiran yang lebih dalam, yaitu memori jangka panjang. Dikatakan pelajaran itu hanya mencapai 'Rote Learning." Memori tersebut juga dalam keadaan yang terlepas satu sama lain, sehingga mudah sekali keluar dari memori jangka pendek. Dalam keadaan seperti ini, siswa tersebut sudah lupa pada hafalannya, seakan tidak membekas dibenaknya. Untuk siswa yang ingatannya kuat, mungkin memori itu dapat berada lebih lama, namun jika ditanya arti dari memori itu, mereka tidak mampu menjawab, karena mereka hanya mengingat tanpa mengerti apa yang mereka hafalkan.

Pembahasan di atas memberi gambaran kepada kita bahwa belajar hanya sebatas faktor ingatan saja, alangkah sayangnya. Kita rugi waktu, karena siswa itu akan beranjak dewasa, namun modal ilmunya dangkal, yang sewaktu-waktu dapat lupa. Siswa itu suatu saat memerlukan ilmu itu kembali, maka dia harus meluangkan waktunya belajar lagi. Dampaknya banyak, cepat mengalami kejenuhan, lelah, bosan, nilai mereka kurang baik, tidak suka pada ilmu itu, tidak suka pada gurunya, sulit menggunakan ilmunya untuk hidupnya.

Sedangkan kimia dan juga sain dapat meningkatkan taraf hidup kita. Dengan kimia, kita bisa hidup lebih baik. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya hidup kita ini tanpa kimia. Sandang, pangan, dan papan, itu semua karena kimia. Maka wahai para guru dan siswa, marilah kita tingkatkan aktivitas kita sehari-hari ini dengan selalu rajin menerapkan kimia dalam hidup kita. Banyak hal yang kita lakukan sehari-hari menyangkut kimia. Marilah kita tingkatkan kesadaran diri kita bahwa setiap saat kita dapat menggunakan kimia untuk hidup yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment